![]() |
Syair dan Lagu Hati | ![]() |
![]() |
Satu masa Lewat berganti Diputar detik Detak ku berhenti Tiba tuk menyepi Sendiri ku bermimpi Luka hati Bagai ada duri Beragam coba Ingin kututupi Mataku mengabut Teteskan kerinduan Kasih,bayangan sedih perlahan pupus jua Badai gelap, kini sinarkan cahaya Sayup sepi percikan rasa damai Pintu hati kini kubuka tuk jelang esok. Pijar api barakan dendamku Getaran cinta, padamkan kembali Namamu menyusup Bisikan lirikku,..menggapaimu |
|
Di sini dibatu ini akan kutuliskan lagi namaku dan namamu Maafkan bila waktu itu dengan tuliskan nama kita kuanggap engkau berlebihan Sekarang setelah kau pergi Kurasakan makna tulisanmu Meski samar tapi jelas tegas Engkau hendak tinggalkan kenangan dan kenangan Disini kau petikkan kembang Kemudian engkau selitkan pada tali gitarku Maafkan bila waktu itu kucabut dan kubuang Kau pungut lagi dan kau bersihkan Engkau berlari sambil menangis Kau dakap erat kembang itu Sekarang baru aku mengerti Ternyata kembangmu kembang terakhir yang terakhir Oh Camelia, katakanlah ini satu mimpiku Oh oh oh oh oh Camelia, maafkanlah segala silap dan salahku Disini dikamar ini yang ada hanya gambarmu Kusimpan dekat dengan tidurku dan mimpiku |
![]() |
Senja hitam ditengah ladang Dihujung permatang engkau berdiri Putih diantara ribuan kembang Langit diatas rambutmu Merah tembaga Engkau memandangku Bergetar bibirmu memanggilku Basah dipipimu air mata Kerinduan, kedamaian oh Batu hitam diatas tanah merah Disini akan kutumpahkan rindu Kugenggam lalu kutaburkan kembang Berlutut dan berdoa Syurgalah ditanganmu, Tuhanlah disisimu Kematian adalah tidur panjang Maka mimpi indahlah engkau Camellia, Camellia oh Pagi, engkau berangkat hati mulai membatu Malam, kupetik gitar dan terdengar Senandung ombak dilautan Menambah rindu dan gelisah Adakah angin gunung, adakah angin padang Mendengar keluhanku, mendengar jeritanku Dan membebaskan nasibku Dari belenggu sepi |
|
Dia, Camelia puisi dan pelitaku kau sejuk seperti titik embun membasahi daun jambu dipinggir kali yang bening sayap-sayapmu kecil lincah berkepak seperti burung camar terbang mencari tiang sampan tempat berpijak kaki dengan pasti mengharungi nasibmu mengikuti arus air berlari Dia, Camelia engkau gadis itu yang selalu hadir dalam mimpi-mimpiku disetiap tidurku datang untuk hati yang kering dan sepi agar bersemi lagi hmmmm..... bersemi lagi |
|
deras hujan yang turun mengingatkanku pada dirimu aku masih disini untuk setia selang waktu berganti aku tak tahu engkau dimana tapi aku mencoba untuk setia sesaat malam datang menjemput kesendirianku dan bila pagi datang kutahu kau tak disampingku aku masih disini untuk setia |
|
Kau pernah menjadi detak dalam nadiku Dalam hidupku Dan kau pun pernah menyelamatkan Seluruh hidupku Kau pernah menghujaniku dengan butiran Air matamu Tapi kau juga pernah tertawa Dalam pelukku Perubahan ini meyakinkan aku Bahwa tak ada yang abadi Sejak kau putuskan Untuk melepaskan hidup Kau pernah menjadi terang dalam gelapku Saat tersesat Tapi kau juga pernah menyentuh Rasa sakitku Kepergian itu mengajarkan aku Bahwa tak ada yang abadi Sejak kau putuskan Untuk melepaskan hidup |
|
Indah .. terasa indah Bila kita terbuai dalam alunan cinta Sedapat mungkin terciptakan rasa Keinginan saling memiliki Namun bila itu semua Dapat terwujud dalam satu ikatan cinta Tak semudah seperti yang terbayang Menyatukan perasaan kita ... Tetaplah menjadi bintang di langit Agar cinta kita akan abadi Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini Agar menjadi saksi cinta kita berdua ... berdua ... Sudah .. terlambat sudah Kini semua harus berakhir Mungkin inilah jalan yang terbaik Dan kita mesti relakan kenyataan .. ini Menjadi saksi kita berdua ... |
|
|
|