Syair dan Lagu Hati
  WELCOME | About me | Puisi Hati | Puisi Hati II | Puisi Hati III | Puisi Hati IV | Cerita Hati | Rahasia Hati | Prosa Hati | Prosa Hati II | Prosa Hati III | Photo Album I | Guest Book | Contact Me | Favorite Links | Lagu Hati | Tentang Cinta  



Satu masa
Lewat berganti
Diputar detik
Detak ku berhenti
Tiba tuk menyepi
Sendiri ku bermimpi

Luka hati
Bagai ada duri
Beragam coba
Ingin kututupi
Mataku mengabut
Teteskan kerinduan


Kasih,bayangan sedih perlahan pupus jua
Badai gelap, kini sinarkan cahaya
Sayup sepi percikan rasa damai
Pintu hati kini kubuka tuk jelang esok.

Pijar api barakan dendamku
Getaran cinta, padamkan kembali
Namamu menyusup
Bisikan lirikku,..menggapaimu


Di sini dibatu ini
akan kutuliskan lagi
namaku dan namamu
Maafkan bila waktu itu
dengan tuliskan nama kita
kuanggap engkau berlebihan

Sekarang setelah kau pergi
Kurasakan makna tulisanmu
Meski samar tapi jelas tegas
Engkau hendak tinggalkan kenangan
dan kenangan

Disini kau petikkan kembang
Kemudian engkau selitkan
pada tali gitarku
Maafkan bila waktu itu
kucabut dan kubuang
Kau pungut lagi dan kau bersihkan

Engkau berlari sambil menangis
Kau dakap erat kembang itu
Sekarang baru aku mengerti
Ternyata kembangmu kembang terakhir
yang terakhir

Oh Camelia, katakanlah ini satu mimpiku
Oh oh oh oh oh
Camelia, maafkanlah segala silap dan salahku

Disini dikamar ini
yang ada hanya gambarmu
Kusimpan dekat dengan tidurku
dan mimpiku

Senja hitam ditengah ladang
Dihujung permatang engkau berdiri
Putih diantara ribuan kembang
Langit diatas rambutmu
Merah tembaga
Engkau memandangku
Bergetar bibirmu memanggilku
Basah dipipimu air mata
Kerinduan, kedamaian oh

Batu hitam diatas tanah merah
Disini akan kutumpahkan rindu
Kugenggam lalu kutaburkan kembang
Berlutut dan berdoa
Syurgalah ditanganmu, Tuhanlah disisimu
Kematian adalah tidur panjang
Maka mimpi indahlah engkau
Camellia, Camellia oh

Pagi, engkau berangkat hati mulai membatu
Malam, kupetik gitar dan terdengar
Senandung ombak dilautan
Menambah rindu dan gelisah
Adakah angin gunung, adakah angin padang
Mendengar keluhanku, mendengar jeritanku
Dan membebaskan nasibku
Dari belenggu sepi

Dia, Camelia
puisi dan pelitaku
kau sejuk seperti titik embun membasahi daun jambu
dipinggir kali yang bening
sayap-sayapmu kecil lincah berkepak
seperti burung camar
terbang mencari tiang sampan
tempat berpijak kaki dengan pasti
mengharungi nasibmu
mengikuti arus air berlari

Dia, Camelia
engkau gadis itu
yang selalu hadir dalam mimpi-mimpiku
disetiap tidurku
datang untuk hati yang kering dan sepi
agar bersemi lagi
hmmmm..... bersemi lagi

deras hujan yang turun
mengingatkanku pada dirimu
aku masih disini untuk setia

selang waktu berganti
aku tak tahu engkau dimana
tapi aku mencoba untuk setia
sesaat malam datang
menjemput kesendirianku
dan bila pagi datang

kutahu kau tak disampingku
aku masih disini untuk setia

Kau pernah menjadi detak dalam nadiku
Dalam hidupku
Dan kau pun pernah menyelamatkan
Seluruh hidupku
Kau pernah menghujaniku dengan butiran
Air matamu
Tapi kau juga pernah tertawa
Dalam pelukku

Perubahan ini meyakinkan aku
Bahwa tak ada yang abadi
Sejak kau putuskan
Untuk melepaskan hidup

Kau pernah menjadi terang dalam gelapku
Saat tersesat
Tapi kau juga pernah menyentuh
Rasa sakitku

Kepergian itu mengajarkan aku
Bahwa tak ada yang abadi
Sejak kau putuskan
Untuk melepaskan hidup

Indah .. terasa indah

Bila kita terbuai dalam alunan cinta
Sedapat mungkin terciptakan rasa
Keinginan saling memiliki

Namun bila itu semua

Dapat terwujud dalam satu ikatan cinta
Tak semudah seperti yang terbayang
Menyatukan perasaan kita ...
Tetaplah menjadi bintang di langit
Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
Agar menjadi saksi cinta kita
berdua ... berdua ...

Sudah .. terlambat sudah

Kini semua harus berakhir
Mungkin inilah jalan yang terbaik
Dan kita mesti relakan kenyataan .. ini

Menjadi saksi kita berdua ...